Selasa, 27 September 2016

FUNGSI G & M PADA CNC TU 2A

Fungsi G, Fungsi M dan Kode Alarm CNC Turning TU-2A

Sebelum melakukan penyusunan/pembuatan sebuah program pada mesin bubut CNC TU-2A , terlebih dahulu harus bisa memahami/menghafal hal-hal sebagai berikut :

1. Fungsi G , Fungsi M , serta Kode Alarm mesin bubut CNC TU-2A
FUNGSI G


G00 : Gerak Lurus Cepat (tidak menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW).
G03 : Gerak melengkung berlawanan jarum jam (CCW).
G04 : Gerakan Penyayatan dengan Feed berhenti sesaat.
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP
G25 : Memanggil sub program
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
G33 : Pembuatan ulir tunggal
G64 : Mematikan arus step motor
G65 : Operasi disket
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G78 : Siklus pembuatan ulir
G81 : Siklus pengeboran langsung
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84 : Siklus pembubutan memanjang (Z)
G85 : Siklus perimeran
G86 : Siklus pembuatan alur
G88 : Siklus pembubutan melintang (X)
G89 : Siklus perimeran dengan waktu berhenti sesaat
G90 : Program Absolute
G91 : Program Inkrimental
G92 : Penetapan posisi pahat (Absolute)



FUNGSI M


M00 : Program berhenti
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW)
M05 : Putaran spindel berhenti
M06 : Perintah ganti tool
M17 : Perintah kembali ke program utama
M30 : Program berakhir
M99 : Penentuan parameter I dan K


KODE ALARM


A00 : Salah perintah fungsi G atau M
A01 : Salah perintah G02 atau G03
A02 : Nilai X salah
A03 : Nilai F salah
A04 : Nilai Z salah
A05 : Kurang perintah M30
A06 : Putaran spindel terlalu cepat
A09 : Program tidak di temukan pada disket
A10 : Disket di protect
A11 : Salah memuat disket
A12 : Salah pengecekan
A13 : Salah satuan mm atau inchi
A14 : Salah satuan
A15 : Nilai H salah
A17 : Salah sub program


2. Sistim Persumbuan Pada Mesin Bubut CNC TU-2A

Seperti pada umum nya, mesin bubut selalu mempunyai 2 pergerakan sumbu, yaitu melintang dan memanjang.
Gerakan melintang adalah sumbu "X" , Sedangkan Gerakan memanjang adalah sumbu "Z"

Untuk lebih jelas nya lihat gambar di bawah ini.



Perlu di ingat :
*Tanda ( - ) : menandakan pergerakan pahat untuk mendekati benda kerja.
*Tanda ( + ) : menandakan pergerakan pahat untuk menjauhi benda kerja.

CUTTING SPEED

Cutting Speed and Feed in Milling Operation

Cutting speed dalam proses pengefraisan adalah kemampuan pisau frais memotong benda kerja dengan kecepatan yang dihitung dari perkalian panjang keliling dari diameter pisau frais dengan jumlah putaran dalam satu menit.

Faktor yang mempengaruhi Cutting Speed :

1.    Kekerasan (hardness)
Keras                               Lunak
CS lambat                        CS Cepat


2.    Keuletan (ductility)
Ulet                                  Getas
CS lambat                        CS Cepat


3.    Tegangan tarik (tensile strength)
Teg. Tarik Tinggi             Teg. Tarik rendah
CS lambat                        CS Cepat


Untuk menentukan cutting speed tidak bisa hanya berdasarkan salah satu faktor saja dan tidak ada rumusan yang pasti dalam menentukan cutting speed karena setiap material mempunyai karakteristik yang berbeda. Dalam penentuan cutting speed kebanyakan dilakukan secara empiris saja. Factor yang paling mendekati dalam penentuan cutting speed paling mudah dilihat dari tegangan tarik suatu material atau dengan melihat dua atau seluruh factor diatas. Misalnya material yang lunak, ulet dan teg. tarik tinggi mempunyai cutting speed yang lebih tinggi dari pada material yang lebih keras tetapi getas dan teg tariknya rendah.
 
Berikut adalah tabel cutting speed dari beberapa jenis material untuk alat potong HSS

Perhitungan
Dari cutting speed maka putaran mesin dapat diperoleh dari :



Ket :
n = putaran spindle                          (putaran/menit)
D = Diameter pisau frais                   (milimeter)
CS = Cutting Speed                          (meter/menit)

Catatan :
Untuk pisau frais dari carbide Cutting Speed = 2 x CS Cutter HSS
Untuk Twist Drill, NC drill dsb Cutting Speed = 0.5 x CS Cutter HSS
Untuk Countersink, Reamer dsb Cutting Speed = 0.25 x CS Cutter HSS
Untuk Boring head disesuaikan dengan material alat potong.
Feeding dalam proses pengefraisan adalah jarak penyayatan dalam satu menit yang di hitung dari besarnya sayatan pergigi (sz atau fz) dikalikan dengan jumlah mata potong dan dikalikan putaran pisau frais dalam satu menit.

Dirumuskan :
Ket :
s = feeding                            (mm/menit)
sz = sayatan per gigi             (mm/gigi)
z = jumlah gigi
n = putaran pisau frais          (putaran/menit)

Tabel sayatan pergigi dalam milimeter

Note : Harga tersebut diatas adalah maksimum 

Contoh Soal.
Diketahui material dari bahan Stainless Steel 304 akan dipotong dengan pisau frais jari (end mill) HSS dengan diameter 20 mm dan jumlah gigi potong (mata potong) = 4 buah. berapakah putaran mesin dan feeding yang seharusnya dipakai?

Diketahui :
CS = 18 m/menit (diambil dari tabel kecepatan potong untuk material stainless steel 304)
sz  = 0,05 mm/gigi (diambil dari tabel sayatan per gigi)
D  = 20 mm
Jawab:

n = 1000 . CS /  π . D

n = 1000 . 18 / π . 20

n = 286,4 rpm

jadi putaran mesin yang didapatkan adalah 286,4 rpm, karena pada mesin terdapat 250 dan 300 rpm yang dipakai adalah 250 rpm (diambil pendekatan kebawah). 

s = sz . z . n

s = 0,05 . 4 . 286,7
s = 57,29 mm/menit

jadi kecepatan penyayatan (feeding) adalah 57,29 mm/menit, artinya dalam satu menit pisau frais bergerak sepanjang 57,29 mm pada benda kerja. pada mesin terdapat 56 dan 63 mm/menit maka yang dipakai adalah 56 mm/menit

PEREKAT BATU GERINDA

Macam-Macam Perekat


1. Perekat Tembikar/Vitrified-bond
Perekat ini paling banyak digunakan dalam pembuatan batu gerinda, yakni hampir 80% batu gerinda dibuat dengan perekat ini. Bahan dasar perekat ini adalah keramik tanah liat dan mempunyai sifat tidak mudah berubah walaupun ada pengaruh dari luar, seperti, air, oli, atau perubahan suhu udara sehari-hari. Semua perekat tembikar tidak fleksibel, artinya tidak tahan benturan, maka batu gerinda potong tidak dibuat dengan perekat ini. Keistimewaan batu gerinda ini adalah tahan terhadap air, oli asam, dan panas.

2.Perekat Silikat (Silicat-bond) 
Digunakan untuk membuat batu gerinda yang kegunaannya mengasah benda kerja yang sensitif terhadap panas, misalnya pisau frais, bor, dan pahat HSS. Perekat jenis ini mudah melepaskan butiran.

3.Perekat Bakelit (Resinoid-bond)
Dipakai untuk pembuatan batu gerinda dengan kecepatan tinggi, sangat cocok untuk penggerindaan baja, tuangan, mengasah gergaji, dan pembuatan gigi gergaji. Oleh karena perekat ini mempunyai sifat fleksibilitas tinggi, maka banyak digunakan untuk pembuatan batu gerinda tipis sampai ketebalan 0.8 mm. Perekat ini diberi kode huruf B.

4. Perekat Karet (Rubber-bond) 
Perekat karet mempunyai elastisitas tinggi dan diberi kode huruf R. Perekat ini dipakai untuk pembuatan batu gerinda yang digunakan untuk pekerjaan presisi ataupun kasar. Contoh untuk penggerinda poros engkol dan pembuangan bekas pengelasan bahan stainless. Perekat ini juga dapat dipakai untuk pembuatan batu gerinda potong, karena daya elastisnya memenuhi syarat untuk batu gerinda tipis.

5.Perekat Embelau (Shellac-bond) 
Diberi kode E, digunakan untuk pekerjaan presisi dan permukaan sangat halus lebih halus dari perekat bakelit, ketahanan terhadap panas rendah, dan dapat dibuat tipis. Contoh untuk penggerinda nok, rol kertas, dan lain-lain. f. Perekat Logam (Metal-bond) Digunakan untuk mengikat

JENIS - JENIS BATU GERINDA


Batu Gerinda

Mesin gerinda memiliki fungsi yang hampir sama dengan alat-alat tangan kerja otomotif.Gerinda adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghaluskan benda kerja atau untuk mengasah mempertajam benda seperti pisau, golok dan senjata tajam lainnya.
Sebagai pengguna kita harus memperhatikan dalam menggunakan mesin gerinda, untuk batu gerinda dengan permukaan kasar digunakan pada waktu awal, dan untuk batu gerindadengan permukaan halus digunakan untuk menghaluskan atau pengasahan mata bor.
Batu gerinda banyak digunakan di bengkel-bengkel pengerjaan logam. Batu gerindasebetulnya juga menyayat seperti penyayatan pada pisau milling, hanya penyayatannya sangat halus, dan tatalnya tidak terlihat seperti milling. Tatal hasil penggerindaan ini sangat kecil seperti debu.
Dari berbagai bentuk batu gerinda sebenarnya bahan utamanya hanya terdiri dari dua jenis pokok, yaitu butiran bahan asah/pemotong(abrasive) dan perekat (bond).
Fungsi batu gerinda adalah sebagai berikut:
  1. Untuk penggerindaan silindris, datar dan profil.
  2. Menghilangkan permukaan yang tidak rata.
  3. Untuk pekerjaan finishing permukaan.
  4. Untuk pemotongan.
  5. Penajaman alat-alat potong.

Jenis-jenis dan Fungsi dari batu gerinda berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari beberapa jenisnya :
1. Batu Gerinda Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong sepertihandtapcountersinkmata bor, dan sebagainya.
Batu Gerinda Makita

2. Batu Gerinda Cut wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter,pahat bubut, dan sebagainya.
batu-gerinda-cut-wheels

3. Batu Gerinda Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
batu-gerinda-dish-wheels

4. Batu Gerinda Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
batu-gerinda-shaped-wheel

5. Batu Gerinda Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
batu-gerinda-cly-wheels

6. Batu Gerinda Saucer Grinding WheelsGerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.
batu-gerinda-saucer-wheels

7. Batu Gerinda Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi. Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.
batu-gerinda-diamond-wheel
Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai karakteristik yang berbeda pula, di pasaran pada umumnya terdapat warna merah muda, putih dan hijau.
[dari berbagai sumber]

PERALATAN MESIN FRAIS


1. Ragum (catok)
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
    Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja. 


Gambar 11. Ragum biasa
    Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360˚
 Gambar 12. Ragum putar
    Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.


Gambar 13. Ragum universal

2.      Kepala pembagi (dividing head)
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk membentuk segisegi yang beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.


Gambar 14. Kepala pembagi
3.      Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.


Gambar 15. Kepala lepas

4. Rotary table.
Rotary table digunakan untuk membagi segi-segi beraturan misalnya kepala baut. Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yang berpusat pada satu titik misalnya membagi lubang baut pengikat pada flendes.


Gambar 16. Meja putar







5. Adaptor
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung tirus pada sumbu utama.



4. Arbor beserta cincin dan dudukan penyangga
Cutter pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya diatur dengan pemasangan cincin.


Gambar 18. Arbor










5. Stub Adaptor

Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dipasang pada sarung tirus pada sumbu utama. Dipasang pada mesin freis tegak, Alat ini digunakan untuk memegang pisau freis yang pendek dan berlubang serta beralur misalnya Face Mill Cutter .

6. Kolet



Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus/lurus. Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama yaitu untuk memegang pisau freis yang berbentuk jari (End Mill Cutter).











7. Cutter Milling


a) Cutter mantel
 Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.


Gambar 19. Cutter mantel
b)  Cutter alur
 digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya


Gambar 20 cutterr alur
c) Cutter modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi.


Gambar 21. Cutter modul
d) Cutter radius cekung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)


Gambar 22. Cutter radius cekung
e) Cutter radius cembung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)


Gambar 23. Cutter radius cembung
f)  Cutter alur T.
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja mesin frais.


Gambar 24. Cutter alur T


g) Cutter ekor burung
Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 300, 450 ,600


Gambar 25. Cutter ekor burung




h) Cutter endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat dipasang pada mesin frais vertical.

Gambar 26. Cutter end mill